Kamis, 19 Juni 2014

DEAR YOU



Risalah Rindu untuk cintaku
CREATED BY ANNISA PURNAMASARI

Betapa baiknya Allah terhadap saya, Dia selalu menjauhkan saya dari hal – hal yang tak seharusnya saya dekati. Dibalik setiap kegagalan saya pasti akan ada air mata, namun betapa bodohnya saya yang tidak dapat berfikir jernih akan kegagalan yang memiliki arti lebih baik dari kesuksesan.
            Mungkin saya hanya seorang wanita muda yang mudah di bohongi oleh kaum adam. Dan saya juga hanya seorang wanita bodoh yang dengan mudahnya mengartikan segalanya adalah cinta, hingga saya termakan oleh rayuan – rayuan mereka yang tak memberikan saya arti sebenarnya cinta.
            Seling waktu terus saya lalui, penantian cinta tetap saya nantikan. Betapa saya merasa bodoh saat saya lebih mencintai seorang laki – laki dari pada Tuhan saya Allah yang telah menciptakan saya. Jika saya dapat membuka fikiran saya jauh lebih jernih. Seharusnya saya membatasi cinta yang saya miliki ini untuk laki – laki manapun yang akan hadir dalam hidup saya.
            Tentu rasa cinta yang hakiki itu hanya ada untuk Allah kita saja,lalu orangtua kita. Bukan untuk laki – laki yang pandai mengumbarkan cinta pada wanitanya. Seorang lelaki sejati hanya akan mencintai satu wanita saja dan takkan menyakitinya karena dia tahu seberapa berarti hati wanita yang telah di beri untuknya.
            Saat ini saya dapat melihat banyak laki – laki yang menyamarkan kebusukan dalam drama – drama cinta yang indah untuk wanitanya. Betapa pandai mereka bersandiwara bagaikan pangeran yang benar – benar datang untuk mencintai wanita itu, lalu juga berubah bagaikan singa yang mengaung mengejar mangsanya lalu pergi saat berhasil mendapatkannya.
            Tidakkah saya begitu bodoh saat saya benar – benar memberikan hati saya untuk laki – laki yang hanya bersandiwara mencintai saya? Jika suatu hari nanti saya di pertemukan oleh seorang lelaki, saya berharap dia adalah laki – laki yang benar – benar mencintai Allah dan orang tuanya. Sehingga dia akan mencintai saya sebagai pelengkap akan ibadahnya.
            Saya selalu melihat seorang laki – laki yang rela kehujanan dan bersusah payah melakukan segala hal untuk kekasihnya. Namun pada akhirnya tetap saja hanya menjadi sebuah drama yang berakhirkan sandiwara dan membuat seorang wanita kembali menguraikan air matanya.
            Pernahkah kita tersadar? Jika seorang laki – laki yang benar – benar mencintai Tuhan dan orang tuanya adalah sosok imam yang seharusnya kita pertahankan. Pernahkah kita tersadar saat ada laki – laki baik yang selalu lebih mendahulukan ibadahnya dimanapun ia berada, mengajak kita akan kebaikan bersamanya. Terkadang kita mengacuhkannya dan menganggap lelaki ini terlalu alim dan polos.
            Terkadang juga kita bisa melihat seorang lelaki yang lebih rela meninggalkan kita begitu saja hanya untuk orang tuanya, melupakan waktunya untuk bersama kita dan lebih mengutamakan waktu luangnya menemani ibu atau ayahnya. Rela kehujanan menjemput ibunya, membelikan kado – kado indah untuk wanita yang melahirkannya. Namun fikiran kita adalah dia hanya anak mami yang tidak bisa diandalkan.
            Jika kalian menjadi saya, kalian akan lebih memilih laki – laki yang rela kehujanan demi kekasihnya atau ibunya, saya yakin kalian akan menjawab rela kehujanan demi kekasihnya. Tidakkan kalian bisa menilai? Sebenarnya lelaki yang benar – benar mencintai Tuhan dan orang tuanya adalah lelaki yang pantas menjadi pelabuhan akhir cintamu, dan jika memang benar kamulah orang yang paling membuatnya takut kehilanganmu tentu dia akan mengikatmu dalam sebuah janji yang indah yaitu “ijab qobul” yang hanya terucap  untuk satu wanita.
            Bukan seperti kata – kata cinta lain yang penuh dengan dusta dan berakhir sandiwara yang tentunya bukan hanya di ucapkan pada satu wanita saja di hidupnya. Saat ijab qobul terucap sakinah akan ada diantara jalinan kisah kita dengan imam kita, begitupun mawaddah dan warrahmah.
            Menggelarkan sajadah di bawah atap yang sama dan saya akan menjadi makmum di belakangnya dan mengamini setiap doa yang ia panjatkan, seorang lelaki yang akan mencintai saya karena Allah bukan hawa nafsu. Itulah kebahagiaan cinta yang sebenar – benarnya yang takkan dapat dengan mudahnya di permainkan atau di lepaskan. Karena  janji cinta yang telah di ucapkan di depan banyak pasang mata dan langsung di saksikan pula oleh Allah yang kala ia mengkhianatinnya tentu Allah akan memberi ganjaran padanya.
            Sungguh cinta itulah yang saya nanti sepanjang hidup saya. Yang entah kapan akan hadir menemui saya disini. Yang jelas saat ini saya sedang belajar lebih baik lagi mencintai Allah juga kedua orang tua saya. Risalah rindu untuk cinta yang akan hadir suatu hari nanti.  

Dear you,,



Risalah Rindu untuk Cintaku
CREATED BY ANNISA PURNAMASARI

Betapa baiknya Allah terhadap saya, Dia selalu menjauhkan saya dari hal – hal yang tak seharusnya saya dekati. Dibalik setiap kegagalan saya pasti akan ada air mata, namun betapa bodohnya saya yang tidak dapat berfikir jernih akan kegagalan yang memiliki arti lebih baik dari kesuksesan.
            Mungkin saya hanya seorang wanita muda yang mudah di bohongi oleh kaum adam. Dan saya juga hanya seorang wanita bodoh yang dengan mudahnya mengartikan segalanya adalah cinta, hingga saya termakan oleh rayuan – rayuan mereka yang tak memberikan saya arti sebenarnya cinta.
            Seling waktu terus saya lalui, penantian cinta tetap saya nantikan. Betapa saya merasa bodoh saat saya lebih mencintai seorang laki – laki dari pada Tuhan saya Allah yang telah menciptakan saya. Jika saya dapat membuka fikiran saya jauh lebih jernih. Seharusnya saya membatasi cinta yang saya miliki ini untuk laki – laki manapun yang akan hadir dalam hidup saya.
            Tentu rasa cinta yang hakiki itu hanya ada untuk Allah kita saja,lalu orangtua kita. Bukan untuk laki – laki yang pandai mengumbarkan cinta pada wanitanya. Seorang lelaki sejati hanya akan mencintai satu wanita saja dan takkan menyakitinya karena dia tahu seberapa berarti hati wanita yang telah di beri untuknya.
            Saat ini saya dapat melihat banyak laki – laki yang menyamarkan kebusukan dalam drama – drama cinta yang indah untuk wanitanya. Betapa pandai mereka bersandiwara bagaikan pangeran yang benar – benar datang untuk mencintai wanita itu, lalu juga berubah bagaikan singa yang mengaung mengejar mangsanya lalu pergi saat berhasil mendapatkannya.
            Tidakkah saya begitu bodoh saat saya benar – benar memberikan hati saya untuk laki – laki yang hanya bersandiwara mencintai saya? Jika suatu hari nanti saya di pertemukan oleh seorang lelaki, saya berharap dia adalah laki – laki yang benar – benar mencintai Allah dan orang tuanya. Sehingga dia akan mencintai saya sebagai pelengkap akan ibadahnya.
            Saya selalu melihat seorang laki – laki yang rela kehujanan dan bersusah payah melakukan segala hal untuk kekasihnya. Namun pada akhirnya tetap saja hanya menjadi sebuah drama yang berakhirkan sandiwara dan membuat seorang wanita kembali menguraikan air matanya.
            Pernahkah kita tersadar? Jika seorang laki – laki yang benar – benar mencintai Tuhan dan orang tuanya adalah sosok imam yang seharusnya kita pertahankan. Pernahkah kita tersadar saat ada laki – laki baik yang selalu lebih mendahulukan ibadahnya dimanapun ia berada, mengajak kita akan kebaikan bersamanya. Terkadang kita mengacuhkannya dan menganggap lelaki ini terlalu alim dan polos.
            Terkadang juga kita bisa melihat seorang lelaki yang lebih rela meninggalkan kita begitu saja hanya untuk orang tuanya, melupakan waktunya untuk bersama kita dan lebih mengutamakan waktu luangnya menemani ibu atau ayahnya. Rela kehujanan menjemput ibunya, membelikan kado – kado indah untuk wanita yang melahirkannya. Namun fikiran kita adalah dia hanya anak mami yang tidak bisa diandalkan.
            Jika kalian menjadi saya, kalian akan lebih memilih laki – laki yang rela kehujanan demi kekasihnya atau ibunya, saya yakin kalian akan menjawab rela kehujanan demi kekasihnya. Tidakkan kalian bisa menilai? Sebenarnya lelaki yang benar – benar mencintai Tuhan dan orang tuanya adalah lelaki yang pantas menjadi pelabuhan akhir cintamu, dan jika memang benar kamulah orang yang paling membuatnya takut kehilanganmu tentu dia akan mengikatmu dalam sebuah janji yang indah yaitu “ijab qobul” yang hanya terucap  untuk satu wanita.
            Bukan seperti kata – kata cinta lain yang penuh dengan dusta dan berakhir sandiwara yang tentunya bukan hanya di ucapkan pada satu wanita saja di hidupnya. Saat ijab qobul terucap sakinah akan ada diantara jalinan kisah kita dengan imam kita, begitupun mawaddah dan warrahmah.
            Menggelarkan sajadah di bawah atap yang sama dan saya akan menjadi makmum di belakangnya dan mengamini setiap doa yang ia panjatkan, seorang lelaki yang akan mencintai saya karena Allah bukan hawa nafsu. Itulah kebahagiaan cinta yang sebenar – benarnya yang takkan dapat dengan mudahnya di permainkan atau di lepaskan. Karena  janji cinta yang telah di ucapkan di depan banyak pasang mata dan langsung di saksikan pula oleh Allah yang kala ia mengkhianatinnya tentu Allah akan memberi ganjaran padanya.
            Sungguh cinta itulah yang saya nanti sepanjang hidup saya. Yang entah kapan akan hadir menemui saya disini. Yang jelas saat ini saya sedang belajar lebih baik lagi mencintai Allah juga kedua orang tua saya. Risalah rindu untuk cinta yang akan hadir suatu hari nanti.  

Kamis, 28 Februari 2013

Cerpen


Aku Selalu Mencintaimu.


                Hariku terus berjalan, namun hati ini tak pernah sedikitpun berpaling darinya. Pangeran yang membuat hidupku lebih indah dan berarti. Dia yang hadir dihidupku dengan sejuta cerita baru dalam kisah cintaku. Tertulis indah bagai tak ada cacat terlihat.
                Terasa bahagia tanpa ada kesedihan. Terasa saling melengkapi untuk menyempurnakan. Ku tatap ia dalam kejauhan, namun terasa begitu dekat.
                Aku disini dengan semua rasa besalahku akan sikap egois yang selalu ku tunjukan saat ia masih ada bersama denganku, disini disisiku . Hari terus bergulir, waktu terus berlalu. Kita berjalan selalu untuk kedepan bukan untuk ke belakang. Namun tak ada satu detikpun berlalu dalam hidupku tuk pergi jauh dari anganku tentangnya.
                Dari awal pertama ku akhiri semua. Dan  merasa ini keputusan terbaik yang akan ku ambil. Ternyata jauh dari apa yang ku rencanakan sebelumnya. Bukanlah sebuah keputusan yang baik untukku dan masa yang akan datang. Tetapi keputusan yang selalu dan selalu membuatku dan hatiku merasakan sebuah kesalahan terbesar  yang ada dihidupku saat aku harus mengakhiri semuanya.
                Arti cinta bagiku adalah persahabatan. Ia pangeran dalam hidupku. Inspirator dan motivator dalam kisah cintaku. Yang ku biarkan pergi menjauh saat dia hadir kembali dalam hidupku beberapa waktu silam.
                Dia memang mampu menjadi sahabat dan cinta pertama bagiku dan hati ini. Namun aku tak pernah dapat menjadi sahabat dan cinta baginya. Aku memang pernah menjadi bagian dan putri dalam hatinya. Namun hanyalah sebatas teman dalam hatinya.
                Aku memang bahagia pernah merasakan menjadi yang berharga dalam hatinya dan hidupnya. Walaupun hanya dalam sekejap mata memandang. Sedetik saat angin bertiup dalam jiwa.
Namun, adakah ia tersadar  jika aku menganggapnya berharga dalam hatiku lebih dari matahari yang menyinari bumi. Air yang mengaliri sungai.
                Disini didalam hati dan jiwaku. Selalu ku ukir dan ku jaga indah namanya. Aku masih dan selalu menicintai dirinya dalam setiap dari hembusan nafasku.








Created  by  annisa purnamasari